Yourpay Jadi Layanan Kirim Uang Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong

Pekerja Migran di Hong Kong

beritagesit — Para pekerja Migran Indonesia yang mencari nafkah di Hong Kong kini bisa mengirim uang ke keluarganya dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

Berkat kerjasama strategis antara perusahaan rintisan teknologi keuangan (startup fintech) Yourpay dengan Chandra Remittance.

Menurut Pendiri dan Kepala Eksekutif Yourpay, Christilia Widjaja, kerjasama tersebut akan memantapkan misinya.

Untuk menyediakan layanan terbaik bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri yang di dominasi oleh Domestic Workr dan Low-skilled Labour.

Ia menyebut pada umumnya para pekerha tersebut menerima pembayaran secara tunai.

“Dengan kerjasama ini, maka pekerja migran Indonesia di Hong Kong bisa mengisi saldo Yourpay secara tunai dan real-time.

Pengisian juga bisa melalui semua cabang Chandra Remittance yang tersebar di seluruh Hong Kong.

Nantinya dana tersebut bisa di ambil dengan mudah oleh keluarganya di Indonesia melalui layanan kami”, ujaar nya. Rabu, 16 Juni 2021.

Christilla menambahkan, keputusan untuk menggandeng Chandra Remittance karena keduanya sama-sama menaruh perhatian yang besar.

Atas kesulitan para pekerja Indonesia di luar negeri dalam mengirimkan uang ke keluarganya.

Di nilai Chadra remittance merupakan salah satu penggerak dan pemerhati komunitas pekerja migran Indonesia yang terbesar di Hong Kong.

“Fokus kami adalah menciptakan layanan terpercaya dengan biaya yang rendah hingga 10.5 kali lebih murah dari pilihan layanan serupa”, tuturnya.

Yourpay Dapat Menjadi Katalisator

Chandra Remittance memastikan semua fitur di Yourpay di bangun sebaik mungkin untuk mempermudah pekerja migran.

Dengan demikian, Yourpay bisa menjadi katalisator bagi pekerja migran dan seluruh keluarganya agar melek literasi keuangan.

Sebagai bentuk dukungan terhadap Hari International Remitansi Keluarga (International Day of Family Remittance/IDFR) yang di peringati PBB setiap 16 Juni.

Ada lebih dari 200 juta pekerja migran kirim uang ke lebih dari 800 juta anggota keluarga setiap tahunnya.

Dengan begitu, muncul desakan inisiatif dalam Global Compact for Sale, Orderly and Regular Migration yang di gagas PBB,

agar penyedia layanan keuangan Internasional bisa mengurangi biaya transfer dan mempermudah inklusi keuangan yang lebih besar melalaui pengiriman uang.

Terjadinya penurunan remitansi pekerja migran menjadi US$540 miliar pada 2019, di kutip Laporan Bank Dunia yang di rilis Mei 2021

Penurunan sebesar 1,6% ini menjadi bukti kalau pekerja migran tidak memangkas kiriman uang untuk keluarga di rumah.