Tantangan Perempuan di ruang Publik Rayuan Hingga Gerakan Seksual

gesitQQLOUNGE -Tyas adalah salah satu dari sekian banyaknya perempuan yang mungkin pernah mengalami hal ini. Beberapa contok tindak di ruang publik.

Selain catcalling, ada banyak bentuk pelecehan seksual di ruang publik lainnya.

Pelecehan seksual di ruang publik dapat berupa pelecehan verbal, non-verbal atau fisik, dan dapat mencakup tindakan-tindakan seperti bersiul, gurauan, rayuan atau penghinaan bernada seksual.

Tindakan yang merupakan pelanggaran hukum pidana, seperti penyerangan secara fisik dan menguntit atau mengikuti dan menghalangi jalan.

Pelecehan Seksual Menjadi Isu yang Mengkhawatirkan dan Perlu Jadi Perhatian

Tak hanya di negara-negara lain, di Indonesia, isu pelecehan seksual di ruang publik masih sangat mengkhawatirkan.

Selain itu, dalam data tersebut juga terungkap bahwa 74 persen responden pernah melihat dan menjadi saksi dari tindak pelecehan seksual. Sayangnya sebanyak 51 persen tidak melakukan apa-apa ketika hal itu terjadi.Berdasarkan data tersebut, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena seolah masyarakat ‘mendiamkan’ tindak pelecehan seksual.

Melihat kondisi ini, brand kecantikan L’Oreal Paris bekerja sama dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, dan Hollaback! Jakarta meluncurkan kampanye Stand Up: Against Street Harassment.

Jakarta; dan membantu penyediaan pendampingan dan penyediaan ruang aman melalui program Pundi dari Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa).

Pentingnya Metode 5D: Direct, Distract, Delay, Dokumen, Delegasi

Menjadi salah satu misi di Stand Up: Against Street Harassment. Metode 5D menjadi upaya untuk memandu korban dan saksi pelecehan seksual. Lantas apa itu 5D?

Direct (Ditegur)

Misalnya, ketika melihat ada pelecehan, kamu bisa langsung tegur dengan ucapan, “Pak, itu tidak sopan dan termasuk pelecehan”. Kemudian jangan berdiam diri, langsung lewat begitu saja.

Saat melihat ada seseorang yang menjadi korban pelecehan seksual, cobalah mengalihkan perhatian atau mendistraksi korban maupun pelaku dengan cara kreatif.

Cara ini kerap kali dilupakan. Ya, metode ini adalah menenangkan dan memastikan korban tidak apa-apa.

Dokumen (Foto atau Video)

Meski tricky dan frontal, mendokumentasikan peristiwa pelecehan seksual bisa membantu korban untuk pelaporan.

Jika ingin membantu menyebarluaskan untuk membuat pelaku jera, ada baiknya menanyakan persetujuan korban terlebih dahulu.

Cara berikutnya adalah melaporkan tindak pelecehan. Tidak harus selalu ke otoritas berwenang, pelaporan tersebut juga bisa juga orang sekitar untuk mengonfirmasi tindakan tersebut. Jika terbukti ada tindak pelecehan, kamu bersama orang lain bisa melakukan intervensi kepada korban dan pelaku secara bersama-sama.