Kebiasaan Ini Bisa Jadikan Anak Mandiri saat Dewasa

9 Kebiasaan Ini Bisa Jadikan Anak Mandiri saat Dewasa

gesitQQLOUNGE – Perjalanan mendidik anak hingga menjadi orang dewasa yang mandiri tentu penuh dengan tantangan.

Mandiri disini tidak sama dengan mampu melakukan berbagai macam aktivitas sendiri layaknya anak yang sudah bisa makan tanpa disuapi, namun lebih kepada menjadi pembelajar yang mandiri.

Artinya, ketika nanti orang tua sudah tidak mendapingi lagi, anak bisa memiliki motivasi yang kuat atas hal yang ia lakukan tanpa harus disuruh atau diiming-imingi reward.

Anak bisa membuat rencana hidup sekaligus strategi meraihnya. Ketika anak gagal, ia bisa menerima kegagalannya, bangkit, mengelola emosinya, dan bisa tahan terhadap godaan.

“Pendidikan itu 9 tahun dan ini adalah sebuah proses, sebuah perjalanan. Maka, bekal yang diperlukan untuk anak kita adalah kemampuan menempuh perjalanan itu. Kemandirian adalah bekal untuk bisa kuat menghadapi proses itu.”

Untuk bisa menjadi pembelajar mandiri, anak tentu memerlukan bimbingan orang tua.

Tentu saja, Anda tidak bisa mengajari anak membuat rencana hidup saat ia masih balita, pun tidak bisa memberi pemahaman tentang hikmah kegagalan dan pentingnya mengelola emosi.

Nah, ada beberapa hal sederhana yang mungkin sudah Anda lakukan dan Anda tidak sadar bahwa dampaknya positinya akan sangat kuat bagi kemandirian anak di masa depan.

Kebiasaan berikut dapat mengasah kemampuan regulasi diri anak, yaitu kemampuan anak untuk menguasai dirinya

Anak pun dapat memahami bahwa cerita memiliki alur dan pesan moral.

Memiliki jadwal belajar

Ketika anak sudah masuk SD, memiliki jadwal belajar yang rutin dapat membiasakan anak untuk hidup disiplin, terencana, dan belajar bahwa ada strategi yang harus dilakukan untukk mencapai tujuan.

Bermain atau olahraga

Keberhasilan merangkai puzzel, mencapai skor tertinggi saat bermain game, atau mencetak gol saat bermain bola melawan sang ayah bisa membuat anak merasakan bagaimana senangnya meraih kemenangan.

Perasaan ini akan muncul saat anak kelak merencanakan tujuan hidupnya dan membuat lebih termotivasi untuk bangkit jika gagal.

Kebiasaan baik: ambil-pakai-kembalikan

Meski terlihat sepele, namun masih banyak orang dewasa yang belum terbiasa melakukan kebiasaan ini.

Terlatih membedakan wants vs needs

Misal, anak ingin les skateboard. Anda bisa tanya apakah hal tersebut akan mengubah hidupnya? Dari pertanyaan ini, anak bisa membedakan apakah ia memang memiliki tujuan atau sekedar ikut-ikutan.

Meminta anak menunda keinginan selama 3-5 hari juga bisa membuatnya menilai seberapa kuat keinginan itu.

Kemampuan menguasai diri terkait keinginan dan kebutuhan ini akan sangat berguna di masa depan.

Berani berkata tidak

Hal ini akan menjadi benteng dari perilaku berisikio saat remaja nanti.

Tahu batas dan tahu “cukup”

Di masa serba instan, menunda keinginan bisa menjadi pe-er besar.

Sama halnya dengan tahu batas, anak berlatih untuk bersikap sesuai batas kesopanan, sedemokratis apapun keluarga Anda.

Hal ini juga berlaku saat anak berinteraksi di dunia maya, ingatkan untuk berkomentar sesuai batas kesopanan yang berlaku.

Kebiasaan-kebiasaan di atas membutuhkan contoh dan dampingan orang tua secara konsisten.

Tidak mudah memang namun ingat selalu tujuan akhir kemandirian anak saat dewasa sebagai motivasi ketika anda lelah.