Penyakit Kekurangan Vitamin D

Penyakit Kekurangan Vitamin D

GesitQQ – Penyakit Kekurangan Vitamin D dapat dipengaruhi beberapa faktor. Kekurangan vitamin D dapat memengaruhi berbagai organ dalam tubuh yang tentunya berpengaruh pula terhadap kesehatan.

Kondisi kekurangan vitamin D ini dapat dialami oleh segala kalangan, baik dari bayi dan anak-anak, maupun orang dewasa.

Berdasarkan rekomendasi angka kebutuhan gizi dari Kementerian Kesehatan, vitamin D perlu dikonsumsi sebanyak 15 mikrogram (mcg) per hari oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa hingga usia 65 tahun. Sedangkan untuk lansia di atas usia 65 tahun, dosis vitamin D yang dianjurkan adalah 20 mcg per hari.

kekurangan vitamin D harus dikenali agar dapat segera ditangani. Walaupun tampak sepele, vitamin D ini dapat mengakibatkan penyakit yang berbahaya jika didiamkan saja.

Maka dari itu, kamu perlu memperhatikan lagi tentang kekurangan vitamin D yang dapat dialami oleh bayi dan anak-anak maupun orang dewasa ini.

Penyebab Penyakit Kekurangan Vitamin D

Ilustrasi Matahari di Pagi Hari
Ilustrasi (freepik)

Penyakit vitamin D biasanya dikaitkan dengan kurang mengonsumsi makanan yang mengandung D maupun karena jarang terpapar sinar matahari. Selain itu, kekurangan vitamin D ini juga dapat dialami karena beberapa faktor berikut:

– Menderita alergi susu atau intoleransi laktosa.

– Memiliki warna kulit gelap.

– Berusia lanjut.

– Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

– Menjalani pola makan vegetarian.

– Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat antikejang atau pengobatan HIV.

– Menderita gangguan atau penyakit yang dapat menghambat penyerapan vitamin D di saluran cerna, seperti penyakit radang usus dan malabsorpsi

Gejala Kekurangan Vitamin D Pada Bayi dan Anak

Bayi dan anak-anak dapat mengalami berbagai gejala berikut saat mengalami kekurangan vitamin D:

– Sesak napas.

– Kram dan kejang otot.

– Pertumbuhan lebih lambat.

– Terlambat tumbuh gigi dan berjalan.

– Nyeri tulang.

– Mudah terserang penyakit.

– Bentuk kaki yang bengkok

Penyakit D pada Bayi dan Anak

Anak bermain di luar
Ilustrasi anak bermain (iStockphoto)

Penyakit D pada bayi dan anak kadang tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun, saat kondisi cukup parah, biasanya bayi akan mengalami berbagai gejala seperti otot kaku, kejang-kejang, hingga sulit bernapas.

Berikut beberapa vitamin D yang dapat terjadi pada bayi dan anak:

– Rakitis. Kondisi ini akan menyebabkan anak mengalami nyeri pada tulang kaki, nyeri otot, dan kelemahan otot.

– Gangguan pertumbuhan. Contohnya gangguan pertumbuhan tinggi badan.

– Keterlambatan pertumbuhan gigi.

– Mood dan emosi mudah berubah.

– Rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi pada sistem pernapasan.

– Kelemahan pada otot jantung atau kardiomiopati

Gejala Kekurangan Vitamin D Pada Orang Dewasa

Pada orang Dewasa, gejala kekurangan vitamin D dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:

– Sering mengalami nyeri otot, nyeri punggung, dan nyeri tulang.

– Tulang rapuh atau mudah patah, meskipun tidak mengalami cedera berat.

– Mudah terserang penyakit infeksi, seperti flu.

– Tubuh mudah lelah atau lelah berkepanjangan.

– Suasana hati yang buruk, atau menunjukkan gejala depresi.

– Luka yang sulit sembuh.

– Rambut rontok.

Beberapa gejala kekurangan vitamin D di atas bisa menyerupai tanda dan gejala lain. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan ke dokter

Kekurangan Vitamin D pada Orang Dewasa

Ilustrasi Sakit
kekurangan vitamin D (Sumber Foto: Shutterstock)

Penyakit vitamin D biasanya memang lebih diidentikkan dengan gangguan pada tulang. Namun, kekurangan vitamin D pada orang dewasa tidak hanya itu saja, vitamin D dapat menyebabkan berbagai dan berikut:

– tulang kaki yang bengkok yang disebut juga osteomalacia pada orang dewasa.

– Osteoporosis.

– Radang sendi.

– Multiple sclerosis.

– Depresi

– Sakit kepala dan migrain.

– Demensia.

– Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, gagal jantung, dan penyakit jantung.

– Penyakit infeksi, seperti pneumonia, sepsis, dan TBC.

– Diabetes.

– Obesitas

– Kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.

– Komplikasi kehamilan pada ibu hamil seperti diabetes gestasional, preeklampsia, dan kelahiran prematur, serta berisiko tinggi melahirkan secara caesar

Baca juga : Hubungan Seks saat Virus Corona Mewabah