Kenapa Telur Kalkun Tidak Jadi Makanan Sehari-hari?

Kenapa Telur Kalkun Tidak Jadi Makanan Sehari-hari?

GesitQQ Lounge – Telur goreng, dadar, rebus, maupun omelet semuanya merupakan makanan yang umum kita temui sehari-hari. Tetapi, di hidangan tersebut biasanya menggunakan telur ayam. Padahal, selain ayam, ada loh, telur kalkun yang keduanya cenderung sama (unggas) dengan daging dan telur yang sama-sama dapat di makan.

Tapi, kenapa kita tidak makan telur kalkun?

Hanya karena ayam dan kalkun terlihat sama tidak berarti mereka mirip. Beberapa faktor yang ada membuat para produsen kalkun memutuskan untuk tidak repot-repot menjual telur kalkun.

Kalkun bertelur jauh lebih jarang di bandingkan burung lain, ayam atau bebek. Dalam setahun, ayam bisa menghasilkan sekitar 300 butir telur dengan jadwal yang cukup konsisten. Di mulai dari umur sekitar 20 minggu. Sedangkan, kalkun hanya bertelur sekitar 100 telur setahun, dan umumnya hanya terjadi selama musim semi. Mereka juga mulai bertelur pada usia yang lebih tua dari ayam, sekitar 32 minggu.

“Kalkun memiliki siklus hidup yang lebih lama sehingga mereka membutuhkan waktu sekitar 7 bulan sebelum mereka dapat menghasilkan telur atau bertelur”, kata Kimmon Williams dari National Turkey Federation, kepada Modern Farmers.

Selain itu, kalkun juga membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk di besarkan di pabrik. Hewan ini membutuhkan lebih banyak ruang dan makanan daripada ayam.

Rata-rata ayam memiliki berat sekitar 1,5 kilogram, sehingga tidak memakan terlalu banyak ruang. Berbeda dengan kalkun yang bisa mencapai berat rata-rata sekitar 7,7 kilogram. Lagipula, kalkun juga lebih banyak mengerami dari pada ayam, sehingga memisahkan mereka dari terlurnya bisa menjadi sebuah tantangan.

Karena biaya di produksi dan di kelangkaannya, telur kalkun cenderung sedikit lebih mahal, biasanya sekitar di antara USD 3 (Rp 42 ribu) per telur. Harga yang bisa membuat kamu mendapatkan sekitar dua lusin telur ayam. Jadi, dari kacamata produsen, telur kalkun yang sudah di buahi dan akan menjadi kalkun di nilai jauh lebih berharga dari pada untuk konsumsi manusia.

Sumber: Bermain Poker Berkualitas