Warna Darah pada Makhluk Hidup, Gak Selalu Merah

GESITQQ_LOUNGE – Warna Darah Bukan sekadar istilah, darah biru benar-benar ada Darah merupakan sarana untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Hampir semua jenis hewan memilikinya, terutama hewan bertulang belakang yang hampir seluruhnya memiliki darah berwarna merah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan eksplorasi kerap menghasilkan penemuan spesies dan fakta-fakta baru mengenai makhluk hidup. Salah satu penemuan unik yang cukup mengejutkan adalah adanya warna lain pada darah makhluk hidup selain merah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan darah tersebut di pengaruhi oleh kandungan komponen mineralnys. Simak berbagai warna darah yang di temukan pada makhluk hidup beserta ulasannya dalam daftar berikut.

Warna Darah pada Makhluk Hidup, Gak Selalu Merah

Darah merah

Merah adalah warna darah yang paling umum di temukan pada manusia dan kebanyakan makhluk hidup. Warna tersebut tak lepas dari hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah. Hemoglobin atau Hb merupakan rantai protein yang berfungsi mengangkut oksigen.
Salah satu protein yang terdapat di dalamnya adalah zat besi. Ketika hemoglobin mengikat oksigen, zat besi pun bereaksi dengan oksigen. Reaksi ini menghasilkan warna merah pada darah.

Darah akan tetap berwarna merah, walau dalam kadar yang berbeda. Darah yang berasal dari jantung untuk di pompa ke seluruh tubuh, kaya akan oksigen yang berasal dari paru-paru, sehingga berwarna merah terang. Sementara darah yang menuju jantung dan kembali ke paru-paru kaya akan karbon dioksida memiliki warna yang lebih gelap .

Darah biru

“Darah biru” lebih di kenal sebagai istilah yang merujuk orang-orang berkelas atau bangsawan. Namun, secara harfiah, darah biru ternyata benar-benar ada. Darah berwarna biru di temukan pada hewan air seperti gurita dan kepiting tapal kuda (horseshoe crab), siput, dan laba-laba.

Darah hewan-hewan tersebut tidak berwarna merah karena tidak memiliki hemoglobin. Di lansir McGill University, untuk mengikat oksigen, mereka memiliki molekul yang di sebut dengan hemosianin. Jika hemoglobin kaya akan zat besi, hemosianin justru kaya akan tembaga. Hemosianin menyerap semua gelombang warna dan hanya memantulkan warna biru, hingga membuat darah hewan-hewan tersebut terlihat kebiruan.

BACA JUGA : Dikenal Menggemaskan, 5 Sisi Agresif yang Dimiliki Kucing!

Darah hijau

Darah berwarna hijau di temukan pada beberapa spesies kadal yang hidup di Papua Nugini. Ini di sebabkan oleh tingginya kadar pigmen empedu, yaitu biliverdin, dalam darah mereka. Di lansir The Atlantic, kadar biliverdin yang tinggi menutupi warna merah dari hemoglobin yang mengikat oksigen pada darah mereka.

Biliverdin merupakan senyawa beracun yang dapat merusak DNA. LSU Media Center melansir bahwa kadal-kadal tersebut uniknya memiliki resistansi terhadap racun senyawa pigmen empedu. Para peneliti masih belum dapat memastikan fungsi dari tingginya kadar biliverdin dalam darah kadal.

Salah satu spesies kadal yang di ketahui memiliki darah hijau adalah Prasinohaema virens. Kadar biliverdin yang tinggi turut membuat otot, tulang, dan lidahnya bahkan juga berwarna hijau.

Darah ungu

Molekul pengikat oksigen turut berperan dalam menentukan warna darah makhluk hidup. Jika hewan berdarah merah memiliki hemoglobin untuk mengikat oksigen, maka hewan seperti cacing kacang (peanut worm) justru menggunakan hemeritrin. Di lansir National Geographic, protein pigmen pengikat oksigen ini membuat darah mereka tampak berwarna ungu dengan sedikit rona merah jambu ketika kontak dengan oksigen.

Pada dasarnya, hemeritrin tidak berwarna. Protein ini merupakan pigmen yang langka, dan sangat sedikit hewan yang memiliki pigmen tersebut. Beberapa hewan yang di ketahui memiliki pigmen ini adalah beberapa spesies hewan-hewan laut bercangkang atau brakiopoda seperti lamp shells, dan hewan lunak laut seperti bristle worm dan sea squirt.

Darah tak berwarna atau bening

Hampir semua hewan memiliki darah yang berwarna. Namun kelompok hewan yang di sebut icefish justru memiliki darah yang bening atau tidak memiliki warna sama sekali. Hewan yang hidup di perairan Antartika ini merupakan bagian dari keluarga Channichthyidae, dan tidak memiliki sel darah merah maupun hemoglobin.

Icefish berdarah bening pertama yang di temukan adalah icefish sirip hitam Antarktika. Icefish ini di temukan oleh ahli zoologi asal Norwegia di awal abad ke-20. Hilangnya hemoglobin dari darah di duga merupakan hasil evolusi, bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungan yang dingin. Ikan ini bahkan memiliki tulang yang lebih ringan dari ikan lainnya.

Untuk bernapas, ikan yang hidup di dasar laut ini mengambil oksigen dari air laut yang dingin. Di lansir Scientific American, oksigen dari air laut langsung terdifusi ke dalam plasma darah melalui insang dan kulit mereka yang mulus tanpa sisik. Karena tak memiliki sel darah merah, insang ikan ini juga berwarna putih.

Warna darah di pengaruhi oleh kandungan molekul yang mengikat oksigen. Kandungan molekul yang berbeda menghasilkan warna darah yang berbeda pula. Ketiadaan molekul pengikat darah juga membuat darah tidak memiliki warna.

SUMBER BERITA : GESITQQ