Miskonsepsi Sejarah Ini Sebenarnya Benar

GesitPokerLoungeMiskonsepsi Sejarah Ini Sebenarnya Benar. Manusia memang sangat menyukai kesalahpahaman, mengingat internet sendiri yang dipenuhi dengan artikel tentang berbagai miskonsepsi, terutama yang bersangkutan dengan sejarah atau konspirasi.

Nero bermain-main saat kota Roma sedang terbakar

Miskonsepsi Sejarah Ini Sebenarnya Benar

Jika kalian mencari di search engine tentang”miskonsepsi sejarah zaman Romawi Kuno,” mungkin kalian akan menemukan beberapa artikel yang mengatakan kalau Nero tidak bermain biola saat kota Roma sedang terbakar. “Biola belum ditemukan,” kata sebagian besar artikel ini. “Bagaimana mungkin Nero memainkan biola jika benda itu sendiri belum ada?” Jika kalian menganggap argumen tersebut cukup kuat, mungkin kalian tidak mengerti apa itu bahasa kiasan. Jelas, Nero tidak benar-benar bermain biola, tetapi ia mungkin sedang “bermain-main” atau bersantai saat kota Roma sedang dibakar.

Kata-kata terakhir Julius Caesar adalah “kamu juga, Brutus

Miskonsepsi Sejarah Ini Sebenarnya Benar

Seperti yang telah disebutkan oleh beberapa sejarawan, Julius Caesar tidak benar-benar berkata “Et tu, Brute?” (“kamu juga, Brutus?”) ketika dibunuh. Ini tidak lebih dari kutipan buatan Shakespeare yang ditulis 1.600 tahun setelah kematian Caesar. Tentu saja, beberapa sumber juga telah membahas kesalahpahaman yang (tidak) mengejutkan ini. Menurut sejarawan Romawi, Suetonius, kutipan sebenarnya adalah “Kai su, teknon?” yang berarti “kamu juga, Nak?”. Lewat kata “anak,” sebenarnya Caesar telah merujuk pada Brutus PokerOnline

Spartan membunuh bayi yang cacat

Miskonsepsi Sejarah Ini Sebenarnya Benar

Penulis Yunani, Plutarch, memberi tahu kita kalau bayi Spartan akan dibawa kepada seorang tetua yang akan memutuskan apakah bayi itu akan hidup atau harus ditinggalkan di dalam lubang supaya mati. Selama berabad-abad kita mempercayai fakta ini, tepatnya sampai sekelompok arkeolog memeriksa lubang itu dan tidak menemukan tulang belulang bayi yang mati di dalamnya. Kita bisa menganggap kalau Plutarch hanya mengada-ada dengan membuat sebuah propaganda agar orang-orang Sparta terlihat buruk.

Pocahontas (mungkin) telah menyelamatkan John Smith

Menurut beberapa teori, kisah Pocahontas yang mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan John Smith mungkin telah dibuat-buat. John Smith, kata teori itu, mengarang cerita untuk “menyisipkan” dirinya pada ketenaran Pocahontas. Profesor J.A. Leo Lemay melihat teori ini secara rinci dan menunjukkan beberapa keganjilan di dalamnya. Untuk satu hal, John Smith — yang telah mendirikan koloni Inggris pertama di Amerika Utara — tidak terlalu “memaksakan” diri untuk mendapatkan tempat di buku-buku sejarah, karena dia sendiri sudah cukup terhubung dengan Pocahontas. Juga, tidak ada alasan untuk mempercayai teori yang menyebutkan kalau John Smith adalah pembohong.

Firaun selalu dimakamkan bersama para pelayannya

Menurut beberapa artikel yang membahas miskonsepsi sejarah, para firaun tidak benar-benar dimakamkan dengan pelayan mereka. Mereka tidak membunuh para pelayannya untuk dibawa ke dunia setelah kematian. Firaun pun meninggal sendirian. Miskonsepsi Sejarah Ini Sebenarnya Benar.

Argumen ini akan menjadi penemuan yang benar-benar mengejutkan dan akan mengubah cara kita melihat sejarah Mesir Kuno, kecuali ada bukti yang dapat memastikan kalau para firaun turut membawa para pelayan mereka ke alam baka. Nyatanya, para arkeolog telah menemukan tulang belulang 33 orang yang terkubur bersama Firaun Hor-Aha. Dilansir dari laman ancientegyptonline.co.uk, beberapa dari mereka adalah anak-anak, dan mereka tidak mati secara alami — tampaknya dicekik sampai mati. Pengganti Hor-Aha, Djer, bahkan membawa 300 orang untuk dimakamkan bersamanya.