Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi

Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi

Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi – GESITQQ – Depresi pada umumnya dicetuskan oleh peristiwa hidup tertentu. Nyatanya, peristiwa menyedihkan atau traumatis tak selalu diikuti oleh depresi. Hal ini karena adanya faktor-faktor lain yang ikut berperan dalam mengubah atau memengaruhi hubungan tersebut.

Depresi jarang dipicu oleh satu faktor saja, tetapi lebih sering disebabkan oleh berbagai faktor yang berinteraksi dalam berbagai kombinasi, sehingga menciptakan suatu kondisi tertentu yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat dan frekuensi depresi.

Seperti halnya penyakit lain, penyebab depresi yang sesungguhnya tidak dapat diketahui secara pasti. Namun, telah ditemukan sejumlah faktor fisik yang bisa memengaruhinya.

Kemungkinan, ada unsur bawaan penting yang membuat beberapa orang lebih mudah mengalami depresi. Gabungan dari ketidakseimbangan biologis dan psikologis itulah yang menyebabkan timbulnya depresi.

Lantas, apa saja faktor fisik yang berkontribusi dalam menyebabkan depresi? Berikut ini penjelasannya.

Faktor genetik

Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi

Bila ada seseorang yang salah satu anggota keluarganya menderita depresi berat, ia berisiko lebih besar untuk juga mengalaminya. Risiko terbesarnya adalah pada kembar identik yang terkena depresi.

Sulit untuk menghitung tingkat risiko karena pengaruh dari gen berbeda untuk tiap tipe depresi. Pengaruh gen lebih penting pada depresi berat daripada depresi ringan, dan lebih penting pada individu muda yang menderita depresi daripada individu yang lebih tua. Gen lebih berpengaruh pada orang-orang yang punya periode mood tinggi dan mood rendah atau gangguan bipolar.

Menurut sebuah penelitian berjudul “A Population-Based Twin Study of Major Depression in Women: The Impact of Varying Definitions of Illness” dalam jurnal Archives of General Psychiatry tahun 1992, anak kembar berbagi faktor risiko terhadap neurotisme dan depresi berkisar antara 70 persen karena genetik, 20 persen karena faktor lingkungan, dan 10 persen akibat penyebab langsung depresi berat.

Artinya, jika salah satu anak kembar terdeteksi menderita depresi berat, saudara kembarnya memiliki faktor risiko yang besar mengalami depresi juga.

Faktor susunan kimia dalam otak dan tubuh

Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi

Secara biologis, depresi terjadi di otak. Otak manusia adalah pusat komunikasi paling rumit dan paling canggih. Sebanyak 10 miliar sel mengeluarkan miliaran pesan tiap detik. Pembawa pesan biokimia ini dikenal dengan neurotransmiter. Ketika neurotransmiter berada pada tingkat yang normal, otak bekerja dengan harmonis, dan kita merasa baik, punya harapan, dan tujuan.

Walaupun banyak macam neurotransmiter yang berbeda, riset ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan dari beberapa neurotransmiter seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin dapat menyebabkan depresi.

Di lain sisi, kelebihan jumlah neurotransmiter dapat menjadi penyebab fase manik dalam periode manik-depresi. Selain itu, diketahui bahwa stres dapat melemahkan respons imunitas atau kekebalan tubuh.

Masalah emosional akan merangsang hipotalamus dalam otak. Lalu, hipotalamus akan merangsang kelenjar pituitari, yang kemudian kelanjar ini akan merangsang kelenjar adrenal. Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi

Kemudian, kelenjar adrenal mulai mengeluarkan semacam hormon yang dinamakan glukokortikoid dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan. Di bawah pengaruh glukokortikoid inilah,seseorang tidak menghasilkan cukup banyak antibodi.

Faktor usia

Beberapa Faktor Fisik Penyebab Depresi

Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda, yaitu remaja dan orang dewasa, lebih banyak terkena depresi. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau kerja, serta masa pubertas hingga masa pernikahan.

Namun, sekarang ini usia rata-rata menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak yang terkena depresi. Ada survei yang melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia dewasa muda, yaitu 18-44 tahun.

Sebuah penelitian berjudul “Does old age reduce the risk of anxiety and depression? A review of epidemiological studies across the adult life span” dalam jurnal Psychological Medicine tahun 2000 menemukan bukti bahwa pada usia dewasa terdapat penurunan kecenderungan kecemasan dan depresi seiring bertambahnya usia.

Faktor yang diduga memengaruhi penurunan tersebut adalah berkurangnya respons emosi seiring bertambahnya usia, meningkatnya kontrol emosi, dan kekebalan terhadap pengalaman yang memicu stres.

Faktor kurangnya cahaya matahari


Kebanyakan dari kita merasa lebih baik di bawah sinar matahari daripada hari mendung. Namun, hal ini sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka merasa baik-baik saja saat musim panas, tetapi menjadi depresi ketika musim dingin. Ini merupakan kondisi seasonal affective disorder (SAD).

SAD berhubungan dengan tingkat hormon yang disebut melatonin yang dilepaskan dari kelenjar pineal ke otak. Pelepasannya sensitif terhadap cahaya, lebih banyak dilepaskan ketika gelap.

Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan terapi cahaya, yaitu memberikan cahaya sebesar 10.000 luc. Kadang-kadang terapi ini efektif menghilangkan gejala SAD dan 4 jam terkena cahaya terang dalam sehari dapat mengurangi depresi dalam waktu seminggu. Jadi, sering-sering berjemur, ya!

Jadi, depresi bukan hanya disebabkan karena faktor psikis. Yuk, lebih perhatian dengan kesehatan mental dengan memperhatikan kesehatan fisik. Ingat, depresi bukan sekadar perasaan sedih, ya. Mau berat atau ringan, depresi harus tetap diobati dengan bantuan ahli kejiwaan seperti psikolog maupun psikiater.

Baca juga : 5 Jenis Bunga yang Memiliki Manfaat Kesehatan