3 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi

GesitQQ Lounge – 3 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi. Kelenjar tiroid terletak di bagian leher, tepat di bawah jakun dan mengapit kerongkongan (trakea). Silakan raba lehermu kalau mau coba rasakan. Berbentuk kupu-kupu, kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin yang bertanggung jawab mengatur fungsi tubuh.

Tugas kelenjar tiroid adalah memproduksi 20 persen hormon triiodotironin (T3) dan 80 persen tiroksin (T4) untuk metabolisme tubuhmu. Tujuannya adalah mengubah nutrisi makanan menjadi energi dan fungsi lainnya seperti mengendalikan jantung, otot dan fungsi pencernaan, perkembangan otak, serta pemeliharaan tulang.

Bagaimana cara kerjanya? Produksi dan sekresi hormon kelenjar tiroid dipicu oleh sinyal hormon perangsang tiroid (thyroid-stimulating hormone/TSH) dari kelenjar pituitari di bagian bawah otak.

Selain hormon tiroid dalam darah, kelenjar pituitari juga menanggapi sinyal hormon pelepas tirotropin (thyrotropin-releasing hormone/TRH) dari hipotalamus. TRH menstimulasi kelenjar pituitari untuk memproduksi TSH, sehingga memengaruhi kinerja kelenjar tiroid.

Seluruh jaringan ini juga disebut sebagai aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid (HPT) dan beradaptasi dengan perubahan metabolisme dan kebutuhan tubuhmu. Agar kelenjar tiroid bekerja dengan baik, perlu konsumsi yodium yang cukup. Karena, sel pada kelenjar tiroid khusus mengekstraksi dan menyerap yodium dari darah dan memasukannya ke dalam hormon tiroid.

Waspada, 6 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi di Segala Usia

Pada dasarnya, TSH menjaga produksi hormon tiroid tetap seimbang dengan perubahan metabolisme dan kebutuhan tubuh. Namun, berbagai gangguan kesehatan bisa terjadi saat kelenjar tiroid memproduksi terlalu sedikit hormon tiroid (hipotiroidisme) atau terlalu banyak (hipertiroidisme).

Apa sajakah gangguan kesehatan tersebut? Inilah 6 penyakit tiroid yang paling sering terjadi di segala usia, dari anak-anak hingga orang dewasa.

3 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi

Hipertiroidisme

Waspada, 6 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi di Segala Usia

Sesuai namanya, hipertiroidisme atau tirotoksikosis adalah situasi saat kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. Menurut National Health Service (NHS), Inggris, perempuan 10 kali lebih rentan terkena hipertiroidisme, terutama di usia dewasa muda pada 20-40 tahun.

Penyakit Graves adalah biang kerok hipertiroidisme paling umum yang memengaruhi sekitar 70 persen pasien hipertiroidisme. Benjolan pada tiroid, disebut gondok nodular toksik atau gondok multinodular, juga dapat memicu kelenjar tiroid memproduksi hormon secara berlebihan. Melansir Healthline, gejala-gejala hipotiroidisme antara lain:

  • Kegelisahan;
  • Jantung berdebar kencang (palpitasi);
  • Mudah marah;
  • Sensitif terhadap suhu panas;
  • Peningkatan produksi keringat;
  • Gemetar;
  • Susah tidur;
  • Kulit tipis;
  • Rambut dan kuku rapuh;
  • Kelemahan otot;
  • Penurunan berat badan;
  • Pembengkakan mata (dipicu penyakit Graves).

Selain penyakit Graves, hipertiroidisme pada anak dapat disebabkan oleh nodul tiroid hiperfungsi dan tiroiditis. Gejalanya pun mirip dengan hipertiroidisme pada orang dewasa, ditambah dengan bertambahnya nafsu makan, gondok, dan peningkatan frekuensi buang air besar.

Waspada, 6 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi di Segala Usia

Jika tak ditangani, NHS memperingatkan beberapa komplikasi yang bisa timbul akibat hipertiroidisme, seperti masalah penglihatan, masalah kehamilan (dari lahir prematur hingga keguguran), dan badai tiroid yang akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, diagnosis dan pengobatan harus disegerakan!

Tes darah dibutuhkan untuk memonitor kadar T4 dan TSH dalam darah. Jika T4 terlalu tinggi sedangkan TSH terlalu rendah, maka positif hipertiroidisme.

Selain itu, dokter biasanya memberikan asupan yodium dengan level radioaktif rendah lewat oral atau suntikan, lalu mengukur seberapa banyak yang dapat diterima oleh kelenjar tiroid. Jika terlalu banyak yang diserap, juga positif hipertiroidisme.

Beberapa pengobatan untuk hipertiroidisme mencakup:

  • Obat antitiroid: untuk mencegah kelenjar tiroid memproduksi hormon, seperti methimazole.
  • Pil yodium radioaktif dosis besar: saat kelenjar tiroid menyerap yodium, ia juga menarik yodium radioaktif yang merusak kelenjar.
  • Pembedahan: jika hipertiroidisme sudah tak tertolong, pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid yang rusak.

Jika pasien telah menjalani opsi dua dan tiga, maka ia lebih rentan terkena hipotiroidisme dan butuh asupan hormon tiroid tiap hari, dikarenakan kelenjar tiroid rusak atau telah diangkat.

Hipotiroidisme

Waspada, 6 Penyakit Tiroid Ini Paling Sering Terjadi di Segala Usia

Kebalikan dari hipertiroidisme, hipotiroidisme adalah situasi saat kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid terlalu sedikit. Mengutip National Institutes of Health (NIH), sebanyak 4,6 persen populasi Amerika Serikat (AS) berusia 12 tahun ke atas mengidap gejala ringan hipotiroidisme, yang berarti 5 dari 100 orang.

Selain operasi pengangkatan tiroid dan terapi yodium radioaktif, kondisi hipotiroidisme sering kali dipicu oleh penyakit Hashimoto/tiroiditis Hashimoto, yaitu inflamasi pada kelenjar tiroid (tiroiditis), sehingga mengganggu produksi hormon tiroid.

Karena sel darah putih dan sistem imun berbalik menyerang kelenjar tiroid, produksinya pun menurun drastis. NIH memaparkan gejala-gejala hipotiroidisme sebagai berikut:

  • Kelelahan;
  • Penambahan berat badan;
  • Depresi;
  • Sensitif terhadap suhu dingin;
  • Kulit dan rambut kering; 
  • Nyeri otot.

Hipotiroidisme pun dapat terjadi pada anak-anak. Terdapat tiga jenis kasus hipotiroidisme pada anak:

  • Hipotiroidisme kongenital: saat perkembangan kelenjar tiroid pada janin tidak sempurna. Tergolong langka, Children Hospital of Philadelphia melaporkan hanya 1 dari 2.500-3.000 bayi terkena kondisi ini.
  • Hipotiroidisme autoimun: kondisi yang sama dengan penyakit Hashimoto atau tiroiditis limfositik kronis (chronic lymphocytic thyroiditis), saat sistem imun menyerang kelenjar tiroid. Kondisi ini lebih sering menyerang perempuan remaja.
  • Hipotiroidisme latrogenik: disebabkan oleh operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau hancurnya kelenjar tiroid.

Jika tidak ditangani, NHS memperingatkan bahaya komplikasi hipotiroidisme yang menyebabkan gondok, komplikasi kehamilan (preeklampsia, anemia pada ibu hamil, kecatatan pada bayi, kelahiran prematur, dan keguguran), hingga penyakit jantung.

Bersifat jarang, hipotiroidisme juga menyebabkan koma miksedema, yang ditandai dengan gejala linglung, hipotermia, hingga sering mengantuk. Kalau sudah mengalami koma miksedema, harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk diganti hormon tiroidnya lewat intravena.

Untuk diagnosis, tes darah akan dilakukan untuk mengukur kadar TSH dan hormon tiroid. Jika TSH tinggi dan T4 rendah, maka positif hipotiroidisme karena kelenjar pituitari melepaskan lebih banyak TSH untuk menstimulasi kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Pengobatan utama untuk hipotiroidisme adalah minum pil hormon tiroid dengan dosis yang terukur. Bila terlalu banyak, malah dapat merangsang gejala hipertiroidisme.

Penyakit Hashimoto

Dikenal juga dengan nama medis tiroiditis limfositik kronis (chronic lymphocytic thyroiditis), penyakit Hashimoto adalah salah satu penyebab utama hipotiroidisme yang paling sering terjadi di AS, menjangkit sekitar 14 juta orang, termasuk supermodel Gigi Hadid hingga aktris kondang Zoe Saldana!

Dikenal sebagai penyakit autoimun, penyakit Hashimoto membuat sistem imun dan sel darah putih berbalik menyerang kelenjar tiroid, sehingga produksinya terhambat dan menyebabkan hipotiroidisme. Lebih sering menyerang perempuan, penyakit ini lebih sering menunjukkan gejalanya pada usia 40-60 tahun.

Beberapa orang dengan kasus tiroiditis Hashimoto ringan mungkin asimtomatis atau tidak menunjukkan gejala dan tetap stabil selama bertahun-tahun. Sering kali, gejala juga tidak kentara dan tidak spesifik, mirip gejala banyak kondisi medis lainnya. NIH memaparkan gejala-gejalanya, yaitu:

  • Kelelahan;
  • Kenaikan berat badan;
  • Sensitif terhadap suhu dingin;
  • Nyeri sendi dan otot;
  • Sembelit;
  • Rambut kering dan menipis;
  • Siklus haid tidak teratur hingga masalah kehamilan;
  • Depresi;
  • Gangguan memori;
  • Denyut jantung melambat (bradikardia).

Jika tak diobati, penyakit Hashimoto dapat menyebabkan hipotiroidisme sehingga mengarah pada komplikasi-komplikasi seperti gondok, penyakit jantung, masalah kehamilan, hingga koma miksedema.

Untuk diagnosis, akan dilakukan tes darah untuk memeriksa kadar TSH dan hormon T3 dan T4. Tidak jarang, karena ini merupakan penyakit autoimun, dokter juga akan memeriksa kadar antibodi anti tiroid yang bernama thyroperoxidase antibodies (TPO) abnormal, yang dapat ditemukan pada pasien penyakit Hashimoto.

Sejatinya, tak ada obat untuk mengobati penyakit Hashimoto. Kabar baiknya, penyakit ini berkembang secara perlahan. Oleh karena itu, konsumsi obat hormon sintetis seperti levothyroxine sering digunakan untuk meringankan gejala. Meski jarang terjadi, operasi bisa dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid yang sudah rusak akibat penyakit Hashimoto tahap kronis.

Sumber : Permainan Kartu Berkualitas