3 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Berinvestasi di Masa Pandemik

GESITQQ  3 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Berinvestasi di Masa Pandemik. Mengelola keuangan di masa krisis harus dilakukan dengan hati-hati. Pada kuartal II kemarin, pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen. Menurut perencana keuangan Aidil Akbar, pemerintah telah melakukan berbagai cara agar perekonomian di kuartal III lebih baik.

“Meski kuartal II minus, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih nomor 3 terbaik di dunia dibandingkan negara lain, seperti Eropa yang lebih dalam lagi minusnya,” kata Aidil dalam peluncuran Sukuk SR013 secara virtual, Jumat (28/8/2020).

Meskipun demikian, kata Aidil, krisis bukan berarti masyarakat tak bisa berinvestasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Apa saja itu? Simak penjelasannya, ya.

1. Perkuat dana darurat sebelum memutuskan berinvestasi

3 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Berinvestasi di Masa Pandemik

Menurut Aidil, salah satu yang harus diperkuat adalah dana darurat atau dana likuid. Sebab, kondisi ekonomi dalam ketidakpastian, tidak ada yang tahu kapan situasi darurat menghampiri.

“Dana untuk investasi jangka pendek sangat dibutuhkan. Sukuk ritel SR013 memenuhi kriteria tersebut dari sisi keuangan, sangat baik untuk digunakan dalam kondisi darurat. Meski 3 tahun tenornya, ini masih bisa digunakan untuk investasi jangka pendek atau menengah, bisa untuk emergency fund,” tuturnya.

2. Lunasi utang-utang konsumtif

Selain menguatkan cash flow, kata Aidil, calon investor disarankan untuk melunasi utang-utang yang bersifat konsumtif. Menurut dia, masyarakat yang bisa bertahan secara dipastikan punya dana likuid.

“Selama ini masyarakat lumrah mengandalkan tabungan dan deposito, tetapi return rendah. Sukuk SR013 ini sangat cocok karena memiliki return 6,05 persen dan minim risiko. Berdasarkan referensi yang saya punya, bunga deposito tertinggi hanya 5,25 persen,” kata Aidil.

3. Jangan tergiur investasi bodong

Aidil juga mengingatkan masyarakat agar tak mudah tergiur investasi dengan iming-iming imbal hasil tinggi dan tak masuk akal. Menurut dia, investasi bodong terjadi karena ada pelaku dan masyarakat tidak terredukasi. Namun, tidak jarang para korban investasi bodong itu adalah orang-orang berpendidikan tinggi. Artinya, banyak yang ‘serakah’ karena silau dengan imbal hasil.

“Edukasi saat ini banyak di media sosial, tapi akhirnya keputusan investasi dipertimbangkan ke feeling, bisa kaya mendadak, return lebih tinggi, jadi banyak yang memutuskan investasi di luar kebiasaan,” ujar dia.

itulah 3 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Berinvestasi di Masa Pandemik

Baca juga : Penyebab Biang Keringat dan Cara Mengatasinya yang Tepat