Fakta Unik Papeda Papua

gesitQQLOUNGE – Hutan adalah pasar bagi masyarakat Papua untuk belanja bahan pangan tanpa perlu mengeluarkan uang. Ternyata papeda papua sangat enak.

Begitulah motto yang di pegang oleh Charles Toto alias Chato yang dikenal dengan sebutan Jungle Chef.

Apa yang ia ungkapkan tidak berlebihan. Masyarakat Papua memang bisa mendapatkan kebutuhan harian dari hutan, termasuk makanan pokok, lauk, dan sayur. “Mereka yang tinggal di kampung tidak banyak mengalami sakit seperti masyarakat di kota, karena mereka mengonsumsi apa yang sudah ada di hutan,” kata Chef Chato, yang sering keluar-masuk hutan membawa turis asing dan domestik, ‘belanja’ bahan pangan di hutan, dan memasak di tengah belantara.

Filosofi di Meja Makan

Saat satu keluarga menggunakan helai dan makan papeda dari satu gote yang sama, saat itulah papeda menyimpan makna yang dalam.

Helai adalah perlatan makan tradisional dari kayu untuk menyantap papeda masyarakan sentani menyebut tradisi makan papeda dari satu piring yang sama dalam satu keluarga sebagi helai mbai hote mbai. Mbai berarti satu.

Cara Ambil: Digulung

Karena teksturnya serupa lem, mentransfer papeda dari wadah ke piring makan nyaris tak mungkin dilakukan dengan sendok besar sekalipun. Nah, mengambil papeda perlu trik tersendiri

Bisa Bikin Sendiri Dari Sagu Supermarket

Ingin coba membuat papeda? Tapi, untuk membuat papeda yang kualitasnya menyamai papeda Papua, Chef Chato memberi trikTeksturnya akan sama dengan papeda di Papua,” kata Chef Chato, yang kerap masuk ke hutan dengan membawa peralatan masak sangat minimal.

Ada Versi ‘Lontong’ Juga, Lho!

Papeda yang kerap kita lihat umumnya berupa bubur. Tapi, ternyata ada, lho, papeda yang bentuknya seperti lontong. Namanya papeda bungkus. Proses pembuatannya seperti papeda biasa. Uniknya, daun waibu tersedia di alam dalam dua varian warna, yaitu merah hati dan hijau. Daun pisang dan fotovea berperan sebagai penambah aroma, sehingga papeda bungkus menebarkan aroma yang khas.