7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar

GesitQQ Lounge – 7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar. Melahirkan bayi kini tidak hanya menggunakan metode vaginal birth, tetapi operasi sesar atau C-section juga semakin populer. Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention di tahun 2019 dan dikutip oleh laman Cesarean Rates, bayi yang dilahirkan dengan bedah sesar berjumlah 31,7 persen dari total kelahiran.

7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar, Calon Orangtua Harus Tahu!

Tetapi, operasi sesar juga berisiko untuk ibu dan bayi. Apa saja risiko yang dimaksud?

7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar

Endometritis postpartum

7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar, Calon Orangtua Harus Tahu!

Endometritis postpartum merupakan infeksi pada lapisan rahim yang bisa terjadi hingga enam minggu setelah melahirkan, terang dr. Hayley Willacy di laman Patient. Berdasarkan data di laman Cochrane Library, endometritis postpartum terjadi pada 1-3 persen perempuan yang melahirkan dengan metode vaginal birth dan 27 persen pada metode bedah sesar.

Apa yang terjadi jika kita mengalami endometritis postpartum? Ini menyebabkan suhu tubuh naik (demam), nyeri di perut bagian bawah, keluar bau dari vagina, pendarahan vagina yang lebih berat, muncul gumpalan darah, serta nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil.

Postpartum hemorrhage

7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar, Calon Orangtua Harus Tahu!

Selanjutnya adalah postpartum hemorrhage, yakni pendarahan berlebihan setelah melahirkan. Sekitar 1 dari 5 perempuan yang melahirkan dengan metode operasi sesar mengalami kondisi ini, berdasarkan data dari laman Children’s Hospital of Philadelphia.

Rata-rata perempuan akan kehilangan darah sekitar 500 ml bagi yang menggunakan metode vaginal birth dan 1.000 ml untuk yang memakai metode operasi sesar.

Gejala postpartum hemorrhage adalah pendarahan tak terkendali, detak jantung meningkat, tekanan darah menurun, pembengkakan dan nyeri di jaringan vagina dan perineum, serta penurunan jumlah sel darah merah (hematokrit).

Penggumpalan darah

7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar, Calon Orangtua Harus Tahu!

Ternyata, perempuan yang menjalani operasi sesar menghadapi peningkatan risiko pembekuan darah di area kaki dan paru-paru! Ini diungkapkan oleh peneliti di laman Web MD setelah menganalisis 60 studi internasional.

Dari penelitian itu, ditemukan bahwa perempuan yang melahirkan dengan metode bedah sesar berisiko empat kali lebih besar mengalami pembekuan darah daripada perempuan yang memakai metode vaginal birth.

Risiko ini akan lebih besar pada perempuan di atas usia 35 tahun, mengalami obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Untuk mengatasi pembekuan darah, dokter akan memberikan obat bernama heparin lewat injeksi, tutur laman Drugs.com.

Infeksi luka

7 Risiko Melahirkan dengan Operasi Caesar, Calon Orangtua Harus Tahu!

Masih ada risiko lain yang harus dihadapi, yakni infeksi luka pasca sesar. Biasanya, ini terjadi karena infeksi bakteri di area sayatan bedah, jelas laman Healthline Parenthood.

Gejalanya adalah demam 38°C hingga 39,4°C, nyeri perut bagian bawah, buang air kecil yang menyakitkan, keputihan yang berbau busuk, muncul gumpalan darah serta pembengkakan, nanah dan kemerahan di area yang terluka.

Jika terjadi selulitis luka, maka antibiotik akan digunakan untuk melenyapkan bakteri stafilokokus dan streptokokus. Dokter juga bisa membuka sayatan di area yang terinfeksi, mengeringkan nanah, dan dibersihkan dengan hati-hati. Lalu, dokter akan meletakkan antiseptik dengan kain kasa di atasnya.

Laserasi

Kalau ukuran bayi sangat besar, kadang-kadang sayatan sesar tidak cukup lebar untuk dilewati. Bisa jadi, sayatan akan robek lebih luas secara tidak sengaja. Yang paling dikhawatirkan adalah area di kanan dan kiri rahim karena memiliki arteri dan vena besar, ujar laman Healthline Parenthood.

Dokter akan sangat waspada dan memperbaiki sobekan itu sebelum terjadi pendarahan hebat. Bahkan, bukan hanya ibu yang terluka, tetapi bayinya juga. Menurut data dari Patient Safety Authorty (PSA) yang dikutip oleh laman Birth Injury Guide, dari 900 perempuan yang menjalani operasi sesar, ada 1,5-1,9 persen bayi yang mengalami laserasi janin.

Histerektomi

Risiko selanjutnya mungkin akan membuatmu bergidik, yaitu histerektomi atau pengangkatan rahim tepat setelah persalinan sesar. Ini akibat komplikasi seperti perdarahan hebat yang bisa mengancam nyawa ibu, terang laman Healthline Parenthood.

Hal ini diungkapkan lewat studi berjudul “The Frequency and Complication Rates of Hysterectomy Accompanying Cesarean Delivery” yang diterbitkan di jurnal Obstetrics & Gynecology pada tahun 2009. Dari penelitian tersebut, histerektomi terjadi pada 7,0-8,3 per 1.000 kelahiran sesar dan 1,02-1,55 per 1.000 total kelahiran.

Transient tachypnea of the newborn (TTN)

Tidak hanya berisiko pada ibu, operasi sesar juga berdampak pada bayi. Salah satunya bisa mengakibatkan transient tachypnea of ​​the newborn (TTN). Kondisi ini menyebabkan bayi baru lahir bernapas sangat cepat atau justru sulit bernapas dalam beberapa jam pertama kehidupan, tutur laman Kids Health for Parents.

Bayi yang mengalami TTN akan diawasi dengan ketat dan diberi oksigen tambahan selama beberapa hari. Tidak perlu khawatir, sebagian besar bayi akan sembuh kok! Dan TTN tidak memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan atau perkembangan anak.

Nah, itulah 7 risiko melahirkan dengan metode operasi sesar, baik bagi ibu maupun bayi. Semoga bisa menambah wawasanmu, ya!

Sumber : Permainan Kartu Berkualitas