5 sebab Kita Meragukan Kebaikan Orang Lain, Takut Gak Tulus

5 sebab Kita Meragukan Kebaikan Orang Lain

5 sebab Kita Meragukan Kebaikan Orang Lain, Takut Gak Tulus

GESITQQ_LOUNGE – 5 sebab Biasanya lawan sekarang sikapnya bak kawan Saat kita dalam kesulitan apa pun, bantuan dari orang lain tentu sangat di harapkan. Akan tetapi, tidak semua pertolongan yang datang membuat kita mau langsung menerimanya. Kadang kita pikir-pikir dulu atau menerimanya dengan rasa waswas.

5 sebab Kita Meragukan Kebaikan Orang Lain

Bukannya kita tak sungguh-sungguh memerlukan bantuan. Hanya saja kita punya alasan mengapa meragukan kebaikan orang lain, karena takut kebaikannya punya maksud lain yang tidak kita harapkan. Sulitnya kita memercayai kebaikan orang lain dapat di sebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.

Kita sendiri tidak sebaik dia

Karena kita gak bisa sebaik dia, bukannya meniru perilakunya, kita justru dapat mencurigainya. Di mata kita, kebaikannya menjadi berlebihan. Padahal, bagi orang yang melakukannya malah terasa biasa saja.

Contoh, bila kita melihat orang lain dalam kesulitan, hal pertama yang di lakukan hanyalah menontonnya atau berlalu begitu saja. Sedang seseorang seperti selalu siap buat orang yang membutuhkan bantuan. Kita akan membatin, “Sempat-sempatnya dia sebaik itu pada semua orang.”

Ia terkenal dengan sifat sebaliknya

Tak di ragukan lagi, kali ini dia memang menawarkan bantuan pada kita atau bahkan sudah melakukannya. Masalahnya, dia yang selama ini kita kenal tidaklah sebaik itu. Ia justru di cap sebagai orang yang kurang memiliki kepedulian pada sesama.

BACA JUGA : 6 Manfaat Buah Ciplukan dan Cara Mengolahnya

Apakah ia memberikan bantuan dengan kesadaran penuh? Ataukah dia cuma lagi senang sekali sehingga menjadi lebih murah hati? Atau justru kita dan banyak orang telah keliru dalam mengenal dirinya?

Dia memang sering menolong orang, tapi juga suka mengungkitnya

Ketika kita mendapatkan kebaikan dalam bentuk apa pun dari orang yang gemar mengungkit, kita pasti mempertanyakan ketulusannya. Apakah untuk kali ini dia akan tutup mulut soal kebaikan yang pernah di berikan pada kita atau sama saja dengan yang sudah-sudah?

Walau buat sekarang kebaikannya amat berguna, kita tentu tak mau bila di kemudian hari ia mengungkitnya di depan orang banyak. Terlepas dirinya ingin mendapatkan balasan dari kita atau tidak, jangan-jangan suatu saat kita di buatnya malu dan tidak enak hati.

Kita belum lama mengenalnya

Contoh yang banyak terjadi, saat kita berada di kendaraan umum. Kita menolak tawaran makanan dan minuman dari penumpang lain. Apa yang kita lakukan sudah tepat guna mencegah diri menjadi korban kejahatan.

Namun kita tak hanya lebih waspada terhadap orang asing yang baru bertemu beberapa menit. Kita juga cenderung menolak kebaikan dari teman yang baru di kenal dalam hitungan hari atau minggu. Alasannya, kita belum tahu sifat aslinya walaupun dia tidak terlalu berbahaya di bandingkan hanya sesama penumpang dalam suatu perjalanan.

Ia bahkan rival kita

Ketika kita bersaing atau berkonflik dengan seseorang dalam waktu yang cukup lama, sulit rasanya memercayai dia tahu-tahu berbuat baik pada kita. Terlebih persaingan atau ketidakcocokan kita dengannya kerap begitu runcing sampai di ketahui banyak orang.

Pasti ada kekhawatiran dalam benak kalau-kalau kebaikannya tak lebih dari senjata buat mengalahkan kita. Boleh saja kita bersikap hati-hati. Namun sebaiknya kita juga paham bahwa persaingan atau konflik biasanya hanya tentang sesuatu.

Tidak lantas dalam segala hal kita harus menjadi lawan bagi orang lain. Rival kita itu dapat saja merasa kebaikannya saat ini di luar sesuatu yang di perebutkan atau kerap menjadi masalah dengan kita. Dia bakal tetap menjadi rival kita terkait hal tersebut, tetapi melunak dalam hal-hal lainnya. 5 sebab

Meragukan kebaikan orang lain sebagai bentuk kewaspadaan tentu wajar. Namun jika mencurigai terlalu berlebihan terhadap orang lain, hal tersebut sama saja berbahaya. Jika kecurigaan kita di ketahui oleh orang yang tulus ingin membantu, dia akan merasa terluka. Simpan kecurigaan itu dalam hati. Kalau terlalu khawatir, kita dapat menolak tawaran baiknya dengan cara sesopan mungkin.

SUMBER BERITA : GESITQQ